Rss

Sabtu, 03 Maret 2012

Pura-Pura Tidur

Cerita Dewasa berikut ini terjadi  akibat tidak sengajaan yang terjadi  dari beberapa orang yang tidur  bersama disebuah ruangan tempat meraka  melalukan KKN atau praktek kerja  nyata berikut cerita dewasa yang sangat  penomenal dan membangkitkan  gairah seks kita, Cerita Dewasa ini  dikirimkan oleh seorang mahasiswa  yang menjadi pemeran utama dalam  cerita panas ini dan beliu minta untuk  nama dan tempat kejadian  disamarkan! terima kasih cerita dewasannya  bos nice story for me,  berikut cerita dewasa pura2 tidur sambil ngentot  :

Waktu terus berjalan dan tak terasa sudah memasuki bulan kedua aku menjalani KKN di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.   Kami bersama 5 cewek dan 3 cowok termasuk aku, kelompok ku sudah   berintegrasi dengan masyarakat Bonomerto. Sudah merasakan susahnya   melaksanakan tugas-tugas berat selama KKN. Keluar masuk pedesaan yang   belum pernah dikenal sebelumnya. Jalan masih berbatu belum diaspal. Bila   malam hanya diterangi lampu minyak karena belum terjangkau listrik.   Mandi di sendang terbuka tanpa dinding. BAB di sungai dengan air jernih   yang mengalir deras. Benar-benar kehidupan yang alami dan eksotik.
Dalam melakoni hidup sehari-hari dalam keadaan yang serba darurat itu,   kami yang datang dari berbagai daerah dan berasal dari jurusan dan   fakultas yang berbeda, tidak jarang mengalami konflik karena bertahan   pada prinsip perjuangan masing-masing, tetapi selalu berakhir dengan   happy karena bersama-sama menyadari, bahwa nama baik pribadi dan   almamater menjadi taruhan di desa pengabdian ini. Kesibukan yang   menguras tenaga dan pikiran, ditambah dengan kesulitan yang selalu   muncul, membuat kelompok kami semakin kompak. Merasa senasib   seperjuangan menderita dan bahagia bersama. Jika ada satu atau dua di   antara kami sedang pulang ke Semarang, terasa sekali ada yang hilang.   Kalau ada yang sakit, seisi Posko bergantian merawat dan memberi   perhatian. Mesraaa sekali hubungan persaudaraan kami. Mendekati   berakhirnya masa KKN,  dibalik rasa  senang karena tugas berat sudah berakhir, terbersit rasa  sedih, takut  berpisah dan tidak ketemu lagi. Kadang sampai larut malam  kita tidak  tidur, berkumpul di kamar depan, karena hanya ada dua kamar di posko itu. Aku pegang gitar, mengiringi teman-teman menyanyi lagu-lagu nostalgia.   Lelah menyanyi berbicang-bincang membicarakan masalah pribadi, bahkan   mencurahkan rahasia terdalam. Tentang keluarga, tentang pacar   masing-masing, tentang suami atau isteri masing-masing. Para Pembaca   perlu tau, bahwa ketiga cowok sudah berkeluarga, tetapi hanya 1 cewek   yang sudah berkeluarga, Mbak Etty atau teman-teman panggil beliau Bu   Etik. Yang empat itu masih gadis, tetapi mereka mengaku sendiri sudah   tidak perawan lagi. Benar-benar tak ada rahasia di antara kami. Karena   sudah mengantuk dan lelah ada yang tertidur di situ   juga, malas masuk kamar. Akhirnya sampai pagi kita tidur di kamar  depan  semua. Hari pertama atau itu malam pertama kita tidur bersama di  satu  tempat. Tak terjadi apa-apa sampai pagi. Semua bangun pagi dengan   selamat tak kurang suatu apa.
Penarikan mahasiswa KKN tinggal 10 hari lagi. Semua sibuk finishing program masing-masing. Aku dan Mbak Etty kebagian mempersiapkan pentas seni.   Kita bekerja berpacu dengan waktu. Kami benar-benar sudah lelah lahir   batin. Sampai di Posko sudah jam sembilan malam. Seperti sudah ada   kesepakatan sebelumnya, kita tidur jadi satu lagi. Endah dan Mbak Etty   mengapit aku. Endah memelukku . Kaki Bu Etik menimpah pahaku, berat.   Joko berpelukan dengan Yuni, Ponijan yang mirip Temon itu malah dipeluk   dua cewek cantik, Marsitah dan Duwik.
Karena kaki Bu Etik cukup berat, maka terpaksa kuangkat, akibatnya   selimutnya mlorot dan pahanya yang mulus itu terpampang jelas di   depanku. Berdesir darahku, tapi kucoba tepis pikiran kotor yang melintas   sesaat. Bu Etik itu ternyata cantik juga, mirip Camelia   Malik. Kesibukan tugas membutakan mataku terhadap kecantikan ibu   beranak satu ini. Karena sibuk mengurusi kaki Bu Eti, aku terlepas dari   pelukan Endah. Aku meluruskan kaki dan membenahi letak sarungku,   bermaksud tidur lagi. Begitu aku merebahkan diri, meletakkan kepala di   bantal, Bu Etik langsung miring ke arahku dan memeluk aku !! Entah   sengaja atau tidak, tangannya tepat di atas kemaluanku. Hangatnya tangan   Bu Etik terasa sekali. Membuat si kecil itu mengedut dan pelan-pelan   bangkit. Akal sehatku bermaksud menyingkirkan tangan nakal itu, tapi   bisikan setan lebih kuat, maka kubiarkan tongkat   wasiatku membesar dan memanjang. Sekarang, tangan Bu Etik bergerak   mengurut kemaluanku yang masih tertutup sarung. Genggaman tangannya   semakin erat, tapi semakin lembut. Kuamati matanya, masih tertutup.
Tapi aliran nafasnya bukan seperti orang tidur, nafasnya berat dan   cepat. Aku belum berani bereaksi, masih ragu-ragu dan juga kawatir kalau   menyinggung perasaan beliau, jika kuhentikan. Dia adalah Kepala  Sekolah  yang berwibawa. Kalau aku berani pegang dia dan marah, bisa  panjang  urusannya. Satu-satunya yang aman kulakukan adalah membebaskan  si kecil  dari CD dan sarung yang membuatnya terjepit. Setelah tidak  terhalang  sarung, telapak tangan Bu Etik semakin terasa panas  menggairahkan.  Badanku panas dingin. Menahan rangsangan itu sampai  gigiku gemeletuk  seperti kedinginan. Kesadaranku makin lama makin  hilang, otak sudah  dikuasai rangsangan birahi yang menggelegak.  Tanganku segera mencari  sasaran. Kuraba sudut gelap di pangkal  pahanya……astaga…….tak memakai CD  dan sudah banjir…..?? Karena posisiku  berhadapan tetapi lutut Bu Etik  melipat ke depan, aku pindah ambil  posisi di belakang beliau. Kini aku  menghadap ke arah Endah, tetapi  berada di belakang punggung Bu Etik.  Wanita cantik setengah baya ini  masih merem, tetapi tangannya terus  mencari kemaluanku. Saat penisku  kutempelkan di vaginanya yang berambut  lebat itu, tangannya aktif  menuntun masuk dan …..blesssss……diiringi  dengusan nafas Bu Etik dan  dengkur halus orang-orang di depanku, aku  terus maju mundur menyodok  lubang basah Ibu Kepala Sekolah ini. Dinding  vaginanya meremas-remas  tongkatku. Jika Endah membuka mata, tentu  melihat pemandangan indah,  bagaimana tongkat hitam jelek membelah bibir  merah sumber keniKmatan.  Lubang itu mengeluarkan cairan berbusa yang  mengakibatkan tongkat hitam  itu dipenuhi busa putih. Lendir kenikmatan.  Tusukan itu begitu dalam  menembus rahim wanita stw yang cantik ini.  Wajahnya yang anggun masih  terpejam. Buah dadanya seakan mau tumpah  keluar, terguncang-guncang  karena sodokan-sodokan yang menggetarkan.  Lama berpisah dengan  keluarga, menjadikan wanita anggun ini kehausan
Tiba-tiba Bu Etik meluruskan kakinya dan mengubah posisi tidurnya   telentang. Kucabut penisku dan kini kutusuk dari atas. Tanpa   menyia-nyiakan kesempatan, kubuka selimut yang menutupi dadanya.   Kunaikkan beha hitamnya dan muncullah penampakan luar biasa. Buah dada   yang montok , kenceng dan putih. Tak sabar bibirku ngenyot   putting-putting merah jambu itu bergantian. Di bawah sana, pantat Bu   Etik bergerak muter-muter disertai desahan lirih;”   Uuhhhh….uhhhh…….uhhh…..” Seluruh pahanya kini terbuka dan dinaikkan,   kedua tangannya memegang pahanya yang merapat ke dadanya, sehingga   lubang kenikmatannya semakin lebar. Memudahkan penisku untuk keluar   masuk. Mengetahui beliau sudah semakin basah mendekati orgasme,   gerakan kupercepat, makin cepat dan ………oohhhhh…… kukeluarkan cairan   kepuasan itu di dalam!!!! Bu Etik langsung tidur tanpa membereskan   kainnya yang tersingkap dan buah dadanya yang luber ke mana—mana. Maka   kurapikan seperti semula. Di wajahnya terlihat senyum kepuasan. Kini   nafas Bu Etik mengalir teratur. Dengkurnya halus.
Beliau sudah tertidur pulas membawa mimpi indah. Tak lama aku pun   menyusul menuju ke pulau impian. Tapi tengah malam sekitar jam dua aku   terbangun oleh suara berisik. Aku tidak bangun, hanya membuka mata, dan   meilhat pemandangan langka. Marsitah yang putih mulus itu bertelanjang   dada, sedang “naik kuda”. Ponijan cowok hitam berotot tapi berwajah  lugu  itu, ngorok keras, sementara tongkat hitamnya yang besar keluar  masuk  lubang kenikmatan Marsitah yang ayu. Tangan Sitah meremas-remas   payudaranya sendiri. Gerakannya liar semakin lama semakin cepat. Sampai   akhirnya dia ambruk di dada Ponijan yang terus ngorok seperti suara   gergaji. Ternyata jika nafsu sudah bicara, cewek se-ayu Marsitah bisa   “makan” dengan lahap “bodin” Banyumasnya Ponijan yang hitam legam itu.   Memikirkan hal itu ototku tegang lagi. Sayang sekali, tidak lama   kemudian sudah terdengar azan Subuh. Tapi KKN belum berakhir

0 komentar:

Posting Komentar